Selamat Datang di KUA Sungai Raya, Kami Melayani ANDA dengan Supel dan Simpel, Nikah di KUA Gratis, Nikah di Luar Kantor atau Luar Jam Kerja Rp.600 ribu yang disetor langsung ke Bank

Selasa, 02 September 2014

Untukmu Ukhti Muslimah



Al Hafizh Ibnul Jauzi rahimahullahu pernah mengeluhkan keadaan pada zamannya. Beliau berkata :

" Sering aku menganjurkan kepapada manusia agar mereka menuntut ilmu Syar'i , karena ia laksana cahaya yang menyinari "

Menurutku kaum wanita lebih dianjurkan dari pada kaum laki-laki , karena jauhnya mereka dari ilmu agama dan hawa nafsu begitu mengakar pada diri mereka.

Kita lihat seorang putri yang tumbuh besar tidak mengerti cara bersuci dari haid , tidak bisa membaca al Qur'an dengan baik dan tidak mengerti rukun-rukun Islam atau kewajiban istri terhadap suami . Akhirnya mereka mengambil harta suami tanpa seizinnya , menipu suami dengan anggapan boleh demi keharmonisan rumah tangga serta musibah-musibah lainnya ."


( Ahkamun Nisa' hal. 6 )

Ini pada zaman Ibnul Jauzi rahimahullahu ta'ala , lantas bagaimana kiranya jika beliau mendapati wanita pada zaman kita ?!

Betapa banyak para wanita pada zaman sekarang yang begitu paham tentang kehidupan para artis dengan segala kerusakan moralnya ,
tetapi dia tidak mengerti tentang hukum darah haid , apalagi perihal hukum dan aqidah Islam !?

Wahai saudariku....

Hendak engkau bawa kemana dirimu ?

Gemerlapnya harta....

Kemilaunya dunia....

Ataukah menjadi bidadari surga....??

Selasa, 22 April 2014

ITUKAH CINTA ??



Bismillaah...
 

Orang yang mencintai itu mencari jalan keluar |
bukan meninggalkan dan lepas tangan

 

Orang yang mencintai itu menuntun pada jalan kebenaran |
bukan menyalahkan lalu membiarkan agar yang dicintai berbuat salah lagi


 

Orang yang mencintai itu menumbuhkan harapan pada orang yang dicintai |
bukan malah membuat putus asa dan tertekan


 

Orang yang mencintai takkan ingin menyakiti |
walau dengan alasan "supaya dia tahu rasanya sakit hati" |
cinta bukan masalah balas dendam

 

Perasaan puas saat menghukumnya atas kesalahannya |
tanyalah pada dirimu sendiri,
itukah katamu sayang?
itukah cinta??

Selasa, 01 April 2014

DO'A PENYELAMAT RUMAH TANGGA


 
 
 
Betapa banyak rumah tangga diselamatkan oleh Allah dari kehancuran, karena doa seorang suami atau istri untuk pasangannya.

Doa, bisa mengubah sesuatu yang sepertinya tak mungkin, menjadi mungkin.


Tentu saja, dengan izin Allah ta’ala.

Sebagai contoh kongkrit, marilah kita simak penuturan seorang suami yang dahulunya selalu memperlakukan istrinya dengan kasar dan semena-mena.

Ia berkata, “Bila aku tidak menemukan pakaianku terletak di tempatnya, langsung saja aku dengan kemarahan dan kalap memukulinya dan menempeleng wajahnya.
Begitu juga bila kurang garam dalam makananku. Betapa malangnya dia. Aku bertambah marah dan naik pitam bila dia menasihatiku.
Jika dia menyuruhku shalat, aku pun marah dan justru menghidupkan musik. Kadang aku juga memaksanya menghadiri tempat-tempat atau berbagai pesta yang tidak layak dihadiri oleh seorang wanita muslimah.”

Istrinya pun dihadapkan pada dua pilihan.

Meminta cerai, atau bersabar serta mengadukan segalanya hanya kepada Allah ta’ala, serta meminta solusi kepada-Nya?

Ia yang masih memiliki rasa cinta kepada suaminya, memilih alternatif kedua.

Setiap malam, pada waktu sahur ia bermunajat kepada Allah ta’ala.

Sang suami melanjutkan kisahnya.

“Terkadang, di malam hari aku bangun dari tidurku…tidak melihat istriku berbaring di atas ranjang. Maka aku pun bangkit mencarinya. Ternyata ia sedang berdiri menghadap Allah ta’ala dan merintih dalam doanya.

Kejadian seperti ini diulanginya berkali-kali.

Hingga pada suatu malam, ketika ia sedang menangis lirih, berdoa kepada Allah dalam shalat malamnya, aku terbangun.

Tangisan dan doanya itu telah membangunkanku. Lalu aku merasakan sakit di dadaku.

Rasa sakit itu menjadikanku mengingat kembali tentang kehidupanku selama ini, perlakuanku terhadapnya…terbayang…teru
s terbayang dengan jelas.

Sementara ia tetap dalam untaian doanya yang terdengar pilu di telingaku…betapa tidak?

Ia memohonkan untukku sebuah hidayah dan kebaikan tingkah laku….

Dengan sigap, aku bangkit bergegas menuju tempat wudhu, yang selama ini selalu kujauhi…

Aku mulai berwudhu kemudian shalat berjamaah subuh di masjid.

Sejak saat itulah aku mulai mengenali diriku dan istriku dalam posisi yang kontradiktif.

Ia penuh kesabaran dan taat beribadah.

Sebaliknya diriku, penuh kemarahan dan sangat ingkar terhadap ibadah.”

Bagaimana akhir kisah ini?

Mari kita simak penuturan sahabat lelaki itu.

Dia berkata, “Demi Allah…sekarang ini aku berharap bisa berbuat seperti yang dia perbuat kepada istrinya…Kepribadiannya begitu sopan, lembut, dan kewaraannya luar biasa. Bertolak belakang dengan sikap sebelumnya….Kini ia terpilih sebagai petugas muadzin di salah satu masjid jami’ di kota kami tinggal. Sungguh jiwanya telah melekat dengan masjid, padahal dahulunya sangat jauh. Maha Suci Allah yang membolak-balikkan hati.” [1]

Contoh-contoh lain bisa kita temui di sekitar kita, atau kita baca pada buku-buku kisah nyata.

Terasa sempitnya hidup ini, atau berbagai gambaran negatif yang sering terbentuk saat melihat kejadian-kejadian di hadapan kita, kerap menyeret kita ke arah ketidakbahagiaan.

Salah satu penyebab hal itu adalah keengganan kita mendoakan orang lain.

Cobalah Anda berdoa agar Allah ta’ala melapangkan hati pasangan, insya Allah, kelapangan hati pun akan Anda dapatkan.

Ini sejalan dengan hadits Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam,

“Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Di atas kepalanya ada malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ’aamiin’ dan engkau pun mendapatkan apa yang ia dapatkan.”

(Riwayat Muslim)

Jadi…, mari berdoa untuk pasangan kita tercinta!

Footnote:

[1] Sumber: Website al-Jawaahir al Islamiyyah (dikutip dari buku, “Jangan Berputus Asa, Akhirnya Pertolongan Itu Datang…” Ahmad bin Salim Ba Duwailan. Pustaka Ibnu Katsir)


http://majalahsakinah.com/2011/03/doa-penyelamat-rumah-tangga/

Selasa, 18 Maret 2014

Keinginan Seorang Isteri





Aku menginginkan suamiku mau mendengar keluhanku, sehingga menjadi sebab aku merasa tidak sendiri dan mengurangi bebanku.

Aku menginginkan suamiku mengajari agama untukku atau membantuku untuk menuntut ilmu. Karena dengan itu, akan menjadi sebab aku dan suami menjadi lebih baik.


Aku menginginkan suamiku dengan baik jika menasehatiku dan tidak mengungkit-ungkit kesalahan yang pernah kulakukan dahulu. Karena hal itu membuat jiwa ini tenang dan bisa lebih menerima kebenaran.

Aku menginginkan suamiku memperlakukanku dengan baik, dengan penuh kasih sayang dan kelembutan. Dan tidak bersikap kasar padaku. Karena dengan sebab itu akan menjadi sebab lenggengnya cinta dan kasih sayang.

Aku menginginkan suamiku meluangkan waktu untuk berbicara, bersenda gurau dan bercengkrama denganku. Karena itulah kebahagian seorang istri bisa bersama, berbincang, bersendau gurau dan berkasih sayang dengan orang yang dia cintai (suaminya)

Aku menginginkan suamiku menghargaiku, membicarakan dan mendiskusikan permasalahan rumah tangga atau yang lain walupun tidak semua permasalahan karena aku merasa terhargai dengan hal itu

Aku menginginkan suamiku tidak mudah emosi dan marah, karena hal itu menjadi sebab tetap jernihnya hubungan rumah tangga kita.

Aku menginginkan suamiku memberikan motivasi kepadaku karena hal itu membuatku semangat.

Aku menginginkan suamiku membantuku dalam pekerjaan rumah, karena hal itu dapat meringankanku dan membuatku merasa suamiku selalu hadir di saat-saat aku membutuhkannya.

Aku menginginkan suamiku jika hendak pergi atau keluar rumah selalu pamit dan menciumku serta dalam keadaan tersenyum, karena hal itu membuatku bahagia.

Aku menginginkan suamiku jika tidak ada di rumah atau berpergian untuk menghubungiku agar aku tidak merasa cemas.

Aku menginginkan suamiku menerima kekuranganku, karena hal itu membuatku merasa nyaman dan bahagia.

* Dari Para Istri Untuk Para Suami *
====== ====== ====== ====== ===== ======

"Dan tempat yang paling baik untuk menimba ilmu bagi wanita adalah seorang suami yang shalih, penuntut ilmu dan bertaqwa kepada Allah.”

[Syaikh Abu Ubaidah Masyhur bin Hasan Alu Salman].

Selasa, 11 Maret 2014

Catatan Syukurku untuk Suamiku




Hubby,,

Aku hanya ingin meluangkan waktu semenit saja untuk menulis ucapan terimakasihku padamu.
Kau tanya untuk apa?


Ya, Terimakasih karena telah bersamaku, itu yang pertama.
Aku sungguh jauh dari sempurna, dan teramat jauh untuk menjadi istri yang kau harapkan. Berkali-kali sudah kusampaikan, begitu banyak yang harus kuperbaiki untuk menjadi seorang ibu, istri dan penjaga rumahmu, tapi kau katakan "Tak apa, aku menyukaimu apa adanya...", dan akupun tersenyum.


Terimakasih telah mencintaiku bagaimanapun penampilanku.
Melihatmu dengan tulus mencintai ketidaksempurnaanku,
membuatku mengerti cinta Allaah yang hakiki.
Terimakasih suamiku...

Terimakasih kuucapkan padamu karena telah bekerja begitu keras untukku dan anak-anakmu...
Hujan ataupun panas, engkau tetap pergi menatap dunia yang penuh persaingan atau pun cobaan, dan engkau berjuang melawan hal itu.

Kau pulang penuh keringat, terlihat kelelahan dan tak jarang dipenuhi fikiran.
Aku tak tahu bagaimana meluapkan perasaanku bahwa aku begitu mencintaimu dan menghargai seluruh pengorbananmu. Dalam keluarga, engkau adalah pahlawan bagiku.

Terimakasih karena telah menjadi seorang ayah yang luar biasa... Terimakasih karena telah meluangkan waktu untuk anak-anak kita, membantu pekerjaan rumah (PR) sekolahnya, menghabiskan sebagian waktu akhir pekan untuk bermain dan bergelut dengan mereka, untuk sekedar memberi waktu istirahat untuk istrimu tercinta. Di mataku, engkau adalah sosok suami yang kuimpikan.

Terimakasih karena telah mencintai Allaah...
Terimakasih karena telah membacakan ayat-ayat Allaah dan mengelilingi hati-hati kami dengan dzikir kepadaNya, serta selalu meyakinkan bahwa kami senantiasa terpaut kepadaNya.

Terimakasih telah menjadi pemimpin shalih yang selalu mengingatkanku untuk terus dan terus dalam keimanan.
Terimakasih karena telah berdoa untukku. Cintamu kepada Allaah dan akhlakmu adalah segala hal yang membuatku jatuh cinta kepadamu.
Hatiku selalu bergetar kencang ketika memikirkan semua ini, wahai pencuri hatiku...

Semoga Allaah membalas kebaikanmu dengan balasan yang lebih baik dan memberkahimu dengan tempat tertinggi di JannahNya.
Aamiin.

I am forever devoted to you…

 *  Your wife *